Om Swastyastu
Untuk apa seseorang mempelajari agama Hindu? Tentunya jawabannya sangat
beragam sesuai dengan pemahaman individu yang bersangkutan tentang agama hindu
yang dianutnya. Pertanyaan yang sama pernah diajukan sesesorang kepada penulis.
Kebutulan penulis adalah masih berstatus mahasiswa di salah satu perguruan
tinggi Hindu negeri di bali dan mengambil jurusan pendidikan agama hindu.
Penulis pun pernah ditanya oleh beberapa orang mengatakan bahwa untuk apa
kuliah disana? Mau jadi pemangku? Dan mereka pun tertawa kegelian. Penulis pada
saat itu hanya tersenyum dan berpikir mereka tidak tau apa yang mereka
bicarakan, dan apa yang salah jika seseorang menjadi pemangku? Bukankah dengan
menjadi pemangku kita bisa berbuat kebaikan dengan melayani umat.
Pada suatu hari dalam perenungan penulis mendapatkan jawaban untuk apa
kita mempelajari agama hindu. Agama yang dianut penulis, saudara, orang tua,
dan leluhur penulis. Menurut penulis tujuan kita mempelajari agama hindu adalah
untuk mempelajari kehidupan. Belajar untuk hidup itu tujuan utamanya. Menurut
penulis mempelajari agama hindu manfaatnya jauh lebih jelas ketimbang
mempelajari ilmu yang lainnya. Bukan bermaksud menganggap ilmu atau pelajaran
yang lain tidak bermanfaat, disini penulis mencoba mengangkat agama hindu agar
tidak terus dipandang sebelah mata oleh orang-orang, mirisnya lagi oleh
umat hindu sendiri.
Sebagai contoh cerita tadi dimana ketika penulis mengambil jurusan agama
hindu dikatakan penulis ingin menjadi pemangku, profesi yang mungkin kalah jauh
prestisenya ketimbang menjadi dokter. Kemudian pengalaman penulis juga ketika
praktik kemampuan mengajar disalah satu SMA Negeri di singaraja melihat siswa,
generasi muda hindu hanya sekedar saja dan bahkan cenderung melecehkan disaat
mempelajari agama hindu. Para siswa lebih serius mempelajari ilmu-ilmu eksak, seperti matematik, kimia,
bahasa inggris dan yang lainya ketimbang belajar agama.
Tidak ada yang salah dalam hal ini karena melihat dari sekala prioritas
tentunya siswa ingin lulus dengan nilai yang tinggi terutama dalam mata
pelajaran yang masuk kedalam ujian nasional. Namun yang perlu digaris bawahi
adalah perlunya kesimbangan dan kenapa harus melecehkan agama sendiri.
Seperti yang telah singgung sebelumnya bahwa tujuan mempelajari agama adalah
untuk belajar hidup. Dan lebih jelas manfaatnya maksudnya adalah teori yang ada
jika dipraktikan akan memberi dampak yang langsung pada pribadi anada. Sebagai
contoh anda mengetahui konsep atau teori tentang Tri Kaya Parisudha, Tri
artinya tiga, Kaya artinya perbuatan
dan parisudha artinya yang mulia.
Jadi Trikaya Parisudha artinya tiga
prilaku yang mulia yakni: berpikir, berkata, dan berbuat yang baik. Ketika
konsep ini di implememtasikan dalam kehidupan akan memberikan dampak secara
langsung pada kehidupan anda. Dengan berpikir, berkata, dan berbuat yang baik
secara langsung anda akan mendapatkan kebahagian, karena anda akan disukai
banyak orang dan dijauhkan dari musuh-musuh anda.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “Teman adalah harta yang utama”. Apalagi
di jaman globalisasi seperti sekarang ini. Koneksi atau jaringan sangat
menentukan keberhasilan seseorang. Percuma seseorang itu pintar tapi ia tidak
memiliki teman atau koneksi. Sebagai contoh banyak orang-orang pintar yang
menganggur, sedangkan orang yang kemampuanya yang kurang banyak yang sudah
bekerja. Hal ini penyebabnya (terlepas dari karma yang dimiliki seseorang)
adalah kemampuan seseorang untuk membangun koneksi dengan mengimplementasikan
konsep Trikaya Parisudha dalam
kehidupan.
Badingkan dengan orang yang pintar dalam fisika, kimia, matematika dan
yang lainnya? Apakah bisa dipratikkan secara langsung ilmu-ilmu tersebut?
Apakah dengan ilmu ekonomi kita bisa dapat barang dengan harga yang murah untuk
kita jual dengan harga yang tinggi guna mendapatkan keuntungan maksimal. Tentu
jawabannya “tidak bisa”.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam tulisan ini ada kata-kata
penulis yang kurang berkenan dihati pembaca. Tujuan dari tulisan ini adalah
untuk menjawab pertanyaan untuk apa mempelajari agama hindu? Dan menghimbau
kepada seluruh umat untuk mencintai agamanya sendiri, terutama generasi muda
hindu yang nantinya akan melanjutkan tongkat estapet perjalanan agama hidu
dimasa depan. Ciptakan keseimbangan antara sains dan spiritual, mystical dan
knowledge. Alangkah egonya kita ketika kita yang memiliki tingkat kemampuan
pengetahuan yang masih “rendah” menganggap pelajaran agama itu tidak penting
jika dibandingkan dengan Enstein sang ilmuwan jenius dunia yang dengan rendah
hati mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan
agama sama pentingnya, karena “Ilmu pengetahuan tanpa agama itu buta dan
agama tanpa ilmu pengetahuan itu lumpuh”.
Om santih, santih, santih , Om