Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti “bayangan”. Wayang menyajikan banyak nilai pendidikan sebagai tuntunan hidup. Semoga "The Wayang" dapat memberi inspirasi yang positif.

Download

Follow us on Twitter Subscribe to RSS Subscribe via Email

Sabtu, 21 September 2013

Unknown  /  07.08  /    /  No comments
Om Swastyastu
Untuk apa seseorang mempelajari agama Hindu? Tentunya jawabannya sangat beragam sesuai dengan pemahaman individu yang bersangkutan tentang agama hindu yang dianutnya. Pertanyaan yang sama pernah diajukan sesesorang kepada penulis. Kebutulan penulis adalah masih berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Hindu negeri di bali dan mengambil jurusan pendidikan agama hindu. Penulis pun pernah ditanya oleh beberapa orang mengatakan bahwa untuk apa kuliah disana? Mau jadi pemangku? Dan mereka pun tertawa kegelian. Penulis pada saat itu hanya tersenyum dan berpikir mereka tidak tau apa yang mereka bicarakan, dan apa yang salah jika seseorang menjadi pemangku? Bukankah dengan menjadi pemangku kita bisa berbuat kebaikan dengan melayani umat.
Pada suatu hari dalam perenungan penulis mendapatkan jawaban untuk apa kita mempelajari agama hindu. Agama yang dianut penulis, saudara, orang tua, dan leluhur penulis. Menurut penulis tujuan kita mempelajari agama hindu adalah untuk mempelajari kehidupan. Belajar untuk hidup itu tujuan utamanya. Menurut penulis mempelajari agama hindu manfaatnya jauh lebih jelas ketimbang mempelajari ilmu yang lainnya. Bukan bermaksud menganggap ilmu atau pelajaran yang lain tidak bermanfaat, disini penulis mencoba mengangkat agama hindu agar tidak terus dipandang sebelah mata oleh orang-orang, mirisnya lagi oleh umat  hindu sendiri.
Sebagai contoh cerita tadi dimana ketika penulis mengambil jurusan agama hindu dikatakan penulis ingin menjadi pemangku, profesi yang mungkin kalah jauh prestisenya ketimbang menjadi dokter. Kemudian pengalaman penulis juga ketika praktik kemampuan mengajar disalah satu SMA Negeri di singaraja melihat siswa, generasi muda hindu hanya sekedar saja dan bahkan cenderung melecehkan disaat mempelajari agama hindu. Para siswa lebih serius mempelajari  ilmu-ilmu eksak, seperti matematik, kimia, bahasa inggris dan yang lainya ketimbang belajar agama.
Tidak ada yang salah dalam hal ini karena melihat dari sekala prioritas tentunya siswa ingin lulus dengan nilai yang tinggi terutama dalam mata pelajaran yang masuk kedalam ujian nasional. Namun yang perlu digaris bawahi adalah perlunya kesimbangan dan kenapa harus melecehkan agama sendiri.
Seperti yang telah singgung sebelumnya bahwa tujuan mempelajari agama adalah untuk belajar hidup. Dan lebih jelas manfaatnya maksudnya adalah teori yang ada jika dipraktikan akan memberi dampak yang langsung pada pribadi anada. Sebagai contoh anda mengetahui konsep atau teori tentang Tri Kaya Parisudha, Tri artinya tiga, Kaya artinya perbuatan dan parisudha artinya yang mulia. Jadi Trikaya Parisudha artinya tiga prilaku yang mulia yakni: berpikir, berkata, dan berbuat yang baik. Ketika konsep ini di implememtasikan dalam kehidupan akan memberikan dampak secara langsung pada kehidupan anda. Dengan berpikir, berkata, dan berbuat yang baik secara langsung anda akan mendapatkan kebahagian, karena anda akan disukai banyak orang dan dijauhkan dari musuh-musuh anda.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “Teman adalah harta yang utama”. Apalagi di jaman globalisasi seperti sekarang ini. Koneksi atau jaringan sangat menentukan keberhasilan seseorang. Percuma seseorang itu pintar tapi ia tidak memiliki teman atau koneksi. Sebagai contoh banyak orang-orang pintar yang menganggur, sedangkan orang yang kemampuanya yang kurang banyak yang sudah bekerja. Hal ini penyebabnya (terlepas dari karma yang dimiliki seseorang) adalah kemampuan seseorang untuk membangun koneksi dengan mengimplementasikan konsep Trikaya Parisudha dalam kehidupan.
Badingkan dengan orang yang pintar dalam fisika, kimia, matematika dan yang lainnya? Apakah bisa dipratikkan secara langsung ilmu-ilmu tersebut? Apakah dengan ilmu ekonomi kita bisa dapat barang dengan harga yang murah untuk kita jual dengan harga yang tinggi guna mendapatkan keuntungan maksimal. Tentu jawabannya “tidak bisa”.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam tulisan ini ada kata-kata penulis yang kurang berkenan dihati pembaca. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan untuk apa mempelajari agama hindu? Dan menghimbau kepada seluruh umat untuk mencintai agamanya sendiri, terutama generasi muda hindu yang nantinya akan melanjutkan tongkat estapet perjalanan agama hidu dimasa depan. Ciptakan keseimbangan antara sains dan spiritual, mystical dan knowledge. Alangkah egonya kita ketika kita yang memiliki tingkat kemampuan pengetahuan yang masih “rendah” menganggap pelajaran agama itu tidak penting jika dibandingkan dengan Enstein sang ilmuwan jenius dunia yang dengan rendah hati mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan  agama sama pentingnya, karena “Ilmu pengetahuan tanpa agama itu buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan itu lumpuh”.

Om santih, santih, santih , Om

0 komentar:

Posting Komentar

Search